Pages

Minggu, 06 Januari 2013

*Cerpen

Tjinta Irama Remadja

Ku coba mencari dan menieliti satu persatu koleksi piringan hitam ku yang seingatku kuletakan di lemari ruang bacaku sore ini, tidak mengherankan jika di ruangan yang selama ini ku juluki sebagai ruang bacaku ini terdapat banyak buku dan piringan hitam serta Gramaphone, karena hari-hari dimasa tuaku selalu kuhabiskan untuk membaca buku,mendengarkan lantunan musik yang keluar dari Gramaphone serta putaran piringan hitam itu atau hanya sekedar untuk mengingat-ngingat apa yang sudah dikerjakan dimasa laluku. Memang agak memakan waktu untuk mencari suatu benda yang ingin ku cari disini karena disamping  banyaknya buku dan koleksi majalah lama,kliping, piringan hitam serta kaset juga karena usia ku yang sudah lebih dari kepala tujuh yang membuatku perlu tenaga lebih untuk hanya sekedar mencari sebuah barang di tempat ini.
Oh...itu. ahirnya ketemu jua....
 Hemmm......Setelah beberapa ku balik-balik tumpukan piringan hitam itu maka kutemukan satu keping piringan hitam yang ber cover gambar foto setengah badan empat anak muda dan berlebel Koes Bersaudara “Djadikan Aku Domba Mu” yang di produksi tahun 1967 Oleh perusahaan rekaman Mesra.di sisi bagian belakang piringan hitam album itu tertulis urutan judul lagu yang terdapat dalam album ini antara lain: ’ untuk ajah serta ibu, lontjeng jang ketjil, rasa hatiku, djadikan aku dombamu, aku berdjanji, bidadari, balada kamar 15, dan bilakah kamu tetap disini.
Setelah kucoba memasang kepingan piringan hitam itu di Gramaphone, tidak berapa lama ku dengar lantunan musik jadul ( kalau apa kata anak muda jaman sekarang), tetapi sangat punya memori tersendiri di hidupku ini. lantunan lagu “Balada Kamar 15” terdengar dengan suara khas yang dikeluarkan dari alat musik piringan hitam yang tidak sama sekali terkesan jernih.

Kisah jang sedih bergema dalam pendjara.............................................................................
Dikamar lima belas berdjanji bersama..........................................................
Balada sedih petualang pengembara......................................
Dalam hukuman hatinya tetap kelana
Ia berkata pada setiap temanja.............
Tiada jang kekal semua di dunia..........
Walaupun sekarang ia kekal didalam pendjara...
Pada suatu hari ia akan bebas pula............
Senjum jang tampan selaludiatas bibirnja......................
Semuanja kesukaran slalu diatasinja........................
Tiada kata menjerah di dalam kamusnja.............................
Ia mengikuti hidupnja jang perkasa...............................

Lantunan syair lagu“Balada Kamar 15”  yang dinyanyikan oleh yon dan yok dari Koes Bersaudara inilah yang membuat sore ini memoriku kembali ke lima puluh tahun yang lalu dimana idealismeku masih sekeras batu karang dan fisiku masih sekuat Gatotkaca ingatanku mulai kembali kemassa itu.
Dulu bapak  selalu menasehatiku untuk tetap fokus kepada kuliah dan dapat membanggakanya dihadapan teman-temanya dan keluarga besar kami. Maklum saja bapak saat itu menjadi Letkol udara di TNI-AU selalu ingin yang terbaik untuk anaka-anaknya. hemmmm..sudah sedikit yang ku ingat dari masa itu karena sudah terjadi beberapa dasawarsa  yang lalu, tapi yang jelas bapak juga aktif di kegiataan angkatan udara terutama yang berkaitan dengan usahanya guna menegakan  jargon yang sangat terkenal dimasa itu di dalam angkatan bersenjata terutama angkatan udara yaitu adalah “persenjatai Buruh dan Tani sebagai SOKO GURU REVOLISI “ yang tentu saja bapak menjadi salah satu simpatisan dari salah satu partai pemenang pemilu masa itu (PKI). Hal ini Yang nantinya akan membuat cerita tersendiri di masa remajaku karena perbedaan cara pandang dan memilih jalan dalam kehidupan ini.bapak dengan sikapnya, sedangkan aku dengan ke’idealisme’an ku.
Tetapi belum berhenti disitu ceritaku yang terkait dengan piringan hitam Koes Bersaudara album Djadikan Aku Domba Mu” ini, lagu “Balada Kamar 15” mengingatkanku pada masa ketika ditahun 1962-1965 dimana bung karno dengan getol,nya menyerukan GANYANG MALAYSIA  dengan  anti terhadap seluruh hal-hal yang berbau barat, termasuk massa itu tokoh faforitku para personil Koes Bersaudara jua sempat terkapar di dalam penjara karena dianggap subversi pada pemerintah orde lama. lagu- lagu yang selama ini selalu kami cari dan ingin dengarkan menjadi sebuah barang yang haram untuk di dapatkan apalagi di dengarkan.
Siang itu dipertengahan tahun 1965 ku dengarkan radio milik bapak yang sedang terdengar lagu Bir Temulawak, dari penyanyi solo Kris Biantoro yang kala itu kata orang mejadi hits terutama setelah pemerintah membatasi lagu-lagu yang dianggap ngak-ngik-ngok kata bung karno. Meskipun aku berasal dari keluarga keturunan jawa yang tentunya aku tahu tentang lagu dari penyanyi kris ini tetapi ku kurang tertarik pada lagu-lagu daerah semacam ini, setelah selesai lagu ini, tidak lama terdengar lagu daerah lain kali ini dari penyanyi wanita yang kala itu sangat tenar Lilis Suryani, yang terdengar lagu daerah pula, tepatnya jawa barat.
Hemmmmmm.............dasar RRI CORONG PEMERINTAH!!!...........kataku dengan nada agak keras.. lalu tiba-tiba datang bapak dengan wajah agak marah berkata kepadaku, Maksudmu apa?...  kamu mau jadi Crossboy?...........
 DEDI SETYAWAN (10144300027)





0 komentar:

Posting Komentar

 

Total Tayangan Halaman

Sample text